Mahasiswa Tergiur Investasi Bodong, Fahmi Alaydroes Nilai Jadi Alarm Bagi Mutu Pendidikan Tinggi
Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes. Foto: Dep/nr
Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes menyampaikan keprihatinannya terkait ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terjerat pinjaman online (pinjol). Ratusan mahasiswa tersebut terdorong untuk meminjam uang, karena tergoda dengan iming-iming menarik untuk ikut investasi yang menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Setiap bulan, dijanjikan bagi hasil 10 persen dari nilai investasi.
Ternyata, setelah itu si pelaku usaha menghilang dan membawa kabur setidaknya uang sejumlah Rp2,1 miliar. “Ini ‘alarm’ bagi dunia pendidikan tinggi kita. Ada masalah dengan mutu pendidikan tinggi, terutama dikaitkan dengan kepekaan mahasiswa terhadap fenomena di masyarakat, dan juga kelemahan literasi finansial sehingga banyak mahasiswa terperdaya jeratan investasi bodong.” kata Fahmy dalam keterangan pers yang dikutip Parlementaria, Jumat (18/11/2022).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai kasus investasi bodong dan jeratan Pinjol sudah kerap terjadi di tengah masyarakat. Harus ditindak dan dicegah agar tidak memakan korban berikutnya. Terlebih di kalangan mahasiswa. “Saya menyayangkan bila mahasiswa bertindak kurang cermat dan kurang berhati-hati, sehingga mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan usaha yang tidak rasional,” ungkap Fahmys.
Menurut informasi, kebanyakan mahasiswa yang menjadi korban tersebut adalah mahasiswa semester 3, mereka yang selama di SMA dan tahun pertama di kampus belajar secara online. “Setidaknya kita menyadari bahwa belajar secara online yang berkepanjangan, kurang mengalami interaksi dan pengalaman sosial yang nyata, tidak mendapatkan pengalaman orientasi mahasiswa secara langsung. Sikap ingin segera mendapatkan sesuatu (secara instan), dan pola sikap konsumtif akibat dari banyaknya tawaran dan kemudahan transaksi belanja online juga mesti menjadi perhatian para pendidik,” urai Fahmy.
Fahmy menyampaikan bahwa kasus terjeratnya ratusan mahasiswa dengan pinjaman online dan penipuan investasi bodong ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh pihak, termasuk Rektor, Dosen, Kemendikbud Ristek, hingga Komisi X DPR RI). Pendidikan di Perguruan Tinggi, selain menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis dan konstruktif, para mahasiswa juga mesti dilatih dan ditumbuhkan pemahaman akan kehidupan sosial, karakter dan sikap-sikap yang dewasa, cermat dan bertanggung jawab.
“Kampus harus menjadi sumber dan mata air harapan bagi perbaikan dan kemajuan kehidupan sosial masyarakat sekitarnya, bukan malah menjadi tempat munculnya masalah-masalah sosial. Kejadian ini memprihatinkan. Tindakan hukum atas penipuan investasi bodong ini mesti segera ditegakkan, dan mahasiswa yang telah menjadi korban mesti didampingi, dicarikan solusinya terkait dengan pinjaman online-nya,” tutup legislator dapil Jawa Barat V ini. (sf/aha)